Sunday, March 1, 2009

Kehilangan Sepatu

Kehilangan sama dengan Mendapatkan - "dalam banyak cara..."
(terjemahan dengan penulisan ulang dari LOSING IS WINNING - IN SO MANY WAYS)

Suatu hari seorang bapak tua hendak menumpang bus. Pada saat ia menginjakkan kakinya ke tangga, salah satu sepatunya terlepas dan jatuh ke jalan.

Lalu pintu tertutup dan bus mulai bergerak, sehingga ia tidak bisa memungut sepatu yang terlepas tadi. Lalu si bapak tua itu dengan tenang melepas sepatunya yang sebelah dan melemparkannya keluar jendela.

Seorang pemuda yang duduk dalam bus melihat kejadian itu, dan bertanya kepada si bapak tua, "Aku memperhatikan apa yang Anda lakukan Pak. Mengapa Anda melempakan sepatu Anda yang sebelah juga?" Si bapak tua menjawab, "Supaya siapapun yang menemukan sepatuku bisa memanfaatkannya."

***
Si bapak tua dalam cerita di atas memahami filosofi dasar dalam hidup - jangan mempertahankan sesuatu hanya karena kamu ingin memilikinya atau karena kamu tidak ingin orang lain memilikinya.

Kita kehilangan banyak hal di sepanjang masa hidup. Kehilangan tersebut pada awalnya tampak seperti tidak adil dan merisaukan, tapi itu terjadi supaya ada perubahan positif yang terjadi dalam hidup kita.

Kalimat di atas tidak dapat diartikan kita hanya boleh kehilangan hal-hal jelek saja. Kadang, kita juga kehilangan hal baik. Ini semua dapat diartikan : supaya kita bisa menjadi dewasa secara emosional dan spiritual, pertukaran antara kehilangan sesuatu dan mendapatkan sesuatu haruslah terjadi.

Seperti si bapak tua dalam cerita, kita harus belajar untuk melepaskan sesuatu. Tuhan sudah menentukan bahwa memang itulah saatnya si bapak tua kehilangan sepatunya. Mungkin saja peristiwa itu terjadi supaya si bapak tua nantinya bisa mendapatkan sepasang sepatu yang lebih baik.

Satu sepatu hilang. Dan sepatu yang tinggal sebelah tidak akan banyak bernilai bagi si bapak. Tapi dengan melemparkannya ke luar jendela, sepatu itu akan menjadi hadiah yang berharga bagi gelandangan yang membutuhkan.

Berkeras mempertahankannya tidak membuat kita atau dunia menjadi lebih baik.
Kita semua harus memutuskan kapan suatu hal atau seseorang masuk dalam hidup kita, atau kapan saatnya kita lebih baik bersama yang lain.

Pada saatnya, kita harus mengumpulkan keberanian untuk melepaskannya.
Ambillah hikmah dari setiap kejadian

Zaman dahulu di negeri sakura, hidup seorang nenek dgn kuda putihnya yang bagus. Sangking bagusnya, Kaisar sampai menawarkan 1/32 dari harta kerajaanya untuk ditukar dengan kuda itu.

Suatu hari kuda putih itu hilang. Tetangga sekitar semua menghujat nenek tersebut, karena dianggap bodoh tidak mau menjualnya kepada Kaisar. "Lihat kamu sekarang mendapat sial. Kuda hilang !!" kata penduduk.

Nenek: Kalian terlalu cepat berkesimpulan. Kita belum tau ini berkah atau sebaliknya

Sebulan kemudian, kuda putihnya pulang dengan membawa ratusan ekor temennya.

Penduduk: Rupanya kuda kamu yg hilang membawa berkah (karena dia membawa temen2 nya ke rumah kamu, dan kamu bisa menjual mereka)

Nenek: Kalian terlalu cepat berkesimpulan. Kita belum tau ini berkah atau sebaliknya

Suatu hari, anak nenek tersebut pata kakinya terjatuh dari kuda, sewaktu melatih mereka untuk kemudian dijual ke pasar

Kembali penduduk setempat menghujat nenek tersebut. Kata mereka: kalau dulu kuda putihnya dijual tidak akan terjadi musibah ini

Nenek: Jangan terlalu cepat berkesimpulan, Kita belum tau ini berkah atau sebaliknya

Sebulan kemudian datang utusan dari Kaisar, dgn membawa pesan "Negara dalam keadaan perang, semua pemuda di desa ini harus ikut berperang, kecuali orang tua, wanita, anak-anak, dan yang cacat.

Penduduk: Bener kata kamu, kaki anakmu patah rupanya berkah, tidak usah ikut perang. Sementara kami terpaksa berpisah dengan anak-anak kami

Nenek: Kalian ini entah kapan baru sadar. Jangan terlalu cepat berkesimpulan. Kita belum tau ini berkah atau sebaliknya.

Yup.. bener. Seorang tokoh masyarakat dari negara Barat pernah berkata "Seseorang baru bisa dinilai baik atau jahat sesudah orang tersebut masuk peti mati"

Ambillah hikmah dari cerita diatas

No comments: