Sunday, August 2, 2009

Mengkritik Raja Zalim

Ketika Al Hajaj Bin Yusuf Al Tsaqafi seorang pejabat zalim, bengis dan brutal, sedang berada di dalam sebuah bangunan mentereng, sementara itu orang-orang bashrah sedang berada di hadapannya, tiba – tiba muncul seorang anak muda yang termasuk bagian orang yang menentangnya. Umur anak muda tersebut sekira sepuluh tahun lebih. Ketika anak muda itu masuk ke dalam, ia sama sekali tidak menghiraukan dan menaruh perhatian kepada Al Hajaj. Anak muda ini hanya memandangi bangunan dan berbagai hal – hal yang menakjubkan. Ia melihat ke kiri dan ke kanan kemudian ia mengucapkan ayat, Apakah kamu mendirikan pada tiap – tiap tanah tinggi bangunan untuk bermain – main dan kamu membuat benteng – benteng dengan maksud supaya kamu kekal (di dunia)? (QS Al Syu’ara (26) : 128-129)
Ketika mendengar anak muda tersebut membaca ayat di atas, Al Hajaj meluruskan punggungnya padahal ketika itu ia sedang duduk bersandar.
Al Hajaj berkata : wahai anak muda, saya lihat engkau cerdas dan pintar, apakah engkau hafal Al Quran?
Anak muda menjawab : apakah saya takut Al Quran sia – sia sehingga saya harus menghafalnya padahal Allah telah menjaganya
Al Hajaj berkata : apakah engkau mengumpulkan Al Quran?
Anak muda menjawab : apakah Al Quran bercerai – berai sehingga harus saya kumpulkan ?
Al Hajaj berkata : apakah engkau meletakkan Al Quran di belakang punggung mu?
Anak muda menjawab : saya berlindung kepada Allah dari menjadikan Al Quran di balik punggungku (menyembunyikan isinya yang sebenarnya

Al Hajaj berkata : Dengan amarah yang memuncak “keparat kamu, apa yang harus saya katakan?”
Anak muda menjawab : kamu yang keparat dan pengikutmu, katakan olehmu saya meletakkan Al Quran dalam dadaku
Al Hajaj berkata : bacakan barang sedikit Al Quran olehmu
Anak muda membaca : dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Jika telah datang pertolongan Allah dan kemenangan dan kamu melihat manusia (keluar) dari agama Allah berbondong - bondong
Al Hajaj berkata : bukan keluar, keparat, justru mereka masuk agama
Anak muda mmbantah: memang dulu mereka masuk ke dalam agama Allah. Adapun hari ini mereka keluar darinya
Al Hajaj bertanya : kenapa?
Anak muda menjawab: karena perbuatan busukmu kepada mereka
Al Hajaj berkata : siapa yang mendidikmu goblok?
Anak muda menjawab: ya, yang mengurusku
Al Hajaj berkata : “keparat kamu” kata Al Hajaj dengan nada kesal, kemudian bertanya lagi “siapa ibumu?
Anak muda menjawab: ibuku adalah perempuan yang melahirkanku

Al Hajaj bertanya : dimana kamu dilahirkan?
Anak muda menjawab: di sebagian tempat di dunia ini
Al Hajaj berkata : kamu ini gila
Anak muda menjawab : jika saya gila, tidak akan sampai ke tempatmu dan berada dihadapanmu sekarang ini
Al Hajaj bertanya : bagaimana pandanganmu tentang amir al mu’minin?
Anak muda menjawab: Allah mengasihi rahmat kepada Abu Hasan dan semoga menempatkannya di surga keabadiannya
Al Hajaj berkata : bukan dia yang saya maksud, tapi Abdul Malik bin marwan bodoh…..
Anak muda menjawab : semoga laknat Allah diberikan kepada manusia fasik dan penyeleweng itu
Al Hajaj bertanya : kenapa amil al mukminin harus dapat laknat?
Anak muda menjawab: dia telah melakukan dosa yang memenuhi bumi dan langit
Al Hajaj berkata : apa dosa dia?
Anak muda menjawab : karena dia mengangkatmu menjadi pemimpin rakyat, engkau menggasak harta rakyat dan mengalirkan darah mereka
Al Hajaj berkata : sambil berpaling ke arah para pejabat pembantunya “apa usul kalian untuk anak keparat ini?
Para pejabat berkata : bunuh saja sebab dia telah membangkang dan tidak mau bersatu dengan jammaah
Anak muda berkata : hajaj, pembantu – pembantumu ini lebih busuk daripada bawahan fir’aun sebab mereka berkata kepada fir’aun tentang musa dan saudaranya, Harun, beri tangguhlah dia dan saudaranya (QS Al A’raf [7] : 111) sementara bawahanmu menyuruh membunuhku. Nanti engkau saya gugat di hadapan Allah yaitu raja yang Maha Besar dan Maha Menghinakan orang-orang besar kepala
Al Hajaj berkata : tahan kata-katamu dan diam, saya khawatir diriku tidak dapat menahan amarah. Engkau saya hadiahi dengan seribu dirham, maukah kamu?
Anak muda menjawab : saya tidak perlu uang seribu dirham, mudah-mudahan Allah memutihkan mukamu dan meninggikan kakimu
Al Hajaj berkata : kepada bawahannya yang ada pada saat itu “tahukah kalian yang dimaksud anak muda ini?
Para pejabat berkata : tuan gubernur lebih tahu
Al Hajaj berkata : yang dimaksud memutihkan muka adalah dia menghendaki mudah-mudahan Tuhan menjadikanku buta dan berpenyakit kusta. Adapun yang dimaksud meninggikan kakiku adalah dia berharap bahwa Tuhan menggantung dan menyalibku
Al Hajaj berkata : sambil melirik ke anak muda “bagaimana menurutmu apa yang saya katakan tadi?
Anak muda menjawab : cerdas sekali engkau, wahai keparat


dengan amarah memuncak, ia memerintahkan agar anak itu dibunuh. Kebetulan saat itu Al Raqasyi (panglima militer busuk dan ganas pada masa kekuasaan khalifah Abdul Malik bin Marwan) hadir di tempat pertemuan

Al Raqasyi berkata : baginda yang mulia, hibahkan saja anak ini kepadaku
Al Hajaj berkata : silahkan ambil anak ini
Anak muda berkata : saya tidak tahu mana yang lebih goblok apakah yang menghibahkan atau yang meminta hibah?
Al Raqasyi berkata : kamu ini gila, saya telah menyelamatkanmu supaya tidak dibunuh oleh baginda gubernur sedangkan kamu membalasku dengan kata-kata seperti itu
Anak muda berkata : saya sangat senang mati syahid asalkan saya mendapat kebahagiaan, demi Allah terbunuh di jalan Allah lebih saya sukai daripada harus kembali kepada keluargaku dalam keadaan tangan hampa
Al Hajaj berkata : anak muda, saya telah memerintahkan kepada bawahanku agar menyediakan uang sebanyak seratur ribu dirham dan memaafkanmu karena kamu masih muda, cerdas dan sangat kuat bertawakal kepada Allah. Engkau jangan sekali – kali lancang kepada para pejabat sebab engkau akan tahu akibatnya dan engkau tidak akan diampuni lagi
Anak muda berkata : ampunan itu hanya milik Allah bukan milikmu, ucapan terima kasih hanya layak untuk Nya bukan kepadamu. Lagipula mudah-mudahan Allah tidak mempertemukan kembali diriku dan dirimu
Setelah mengeluarkan kata – kata terakhir itu, anak muda tadi membalikkan badan dan bermaksud meninggalkan ruangan. Beberapa bodyguard Al Hajaj segera memburunya. Namun….
Al Hajaj berkata : biarkan saja dia, demi Allah saya belum pernah melihat ada anak muda seberani dan selancang dia. Mudah-mudahan saya tidak menemukan lagi manusia semacam dia dan dia tidak menemukan orang seperti saya. Andai anak ini hidup lama, pasti ia akan menjadi manusia yang paling ajaib pada masanya

Diambil dari kisah – kisah Imam Al Ghazali

No comments: